BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air
bersih sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan aktifitas sehari-hari.
Air minum sendiri adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Salah
satu proses pengolahan air minum adalah proses koagulasi/flokulasi, yakni
proses pengumpulan partikel-partikel penyusun kekeruhan yang tidak dapat
diendapkan secara gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar sehingga dapat
diendapkan dengan cara pemberian bahan kimia koagulan. Proses pengolahan air
ini dapat diturunkan menjadi suatu model matematika yang dinyatakan dalam
bentuk persamaan diferensial biasa non-linier. Dalam Tugas Akhir ini dibahas
mengenai proses liniearisasi dan kestabilan model matematika proses pengolahan
air. Selain itu, dilakukan simulasi dengan memasukkan kondisi awal dan beberapa
parameter untuk mencari respon dari sistem dinamik antara konsentrasi kekeruhan
air dengan dosis koagulan. Hasil simulasi yang diperoleh menunjukkan respon
dinamik, semakin tinggi tingkat konsentrasi kekeruhan maka semakin besar
konsentrasi dosis yang diberikan. Tingkat konsentrasi kekeruhan bergantung pada
kondisi akhir dari konsentrasi dosis.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 492
tahun 2010, air minum sendiri adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. Sehingga untuk mengolah air baku tersebut menjadi air bersih yang
berkualitas sesuai dengan ketetapan PERMENKES No. 492 Tahun 2010, diperlukan
beberapa metode proses pengolahan, baik secara fisis, kimiawi, maupun biologi.
Salah satu proses yang dilakukan untuk pengolahan air
baku menjadi air bersih adalah proses koagulasi, yang termasuk dalam metode
pengolahan secara kimiawi. Proses koagulasi merupakan proses pengumpulan
partikel-partikel penyusun kekeruhan yang tidak dapat diendapkan secara
gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar sehingga dapat diendapkan dengan
cara pemberian bahan kimia koagulan. Kesulitan utama dalam proses koagulasi ini
adalah menetukan dosis optimum koagulan (zat pengendap), dalam hal ini
aluminium sulfat atau tawas, yang tidak selalu berkolerasi linier terhadap
kekeruhan air di tahap akhir koagulasi. Selama ini, untuk mengukur kadar
kekeruhan itu sendiri digunakan metode Jar Test.
Jar Test adalah
proses pengujian dosis koagulan untuk mendapatkan dosis yang tepat dalam skala
laboratorium. Karena lingkup kerja dari Jar Test ini adalah skala
laboratorium, sehingga perbandingan volume air baku yang diteliti dengan volume
air baku dalam proses kagulasi adalah 1:1000. Hasil dari Jar Test yaitu
mendapatkan hubungan anatara nilai kekeruhan dan dosis koagulan yang digunakan.
Namun, data hasil pengukuran metode Jar Test menunjukkan
ketidakliniearan antara dua hubungan tersebut.
Dari alasan tersebut, maka pada Tugas akhir ini akan
dibahas mengenai optimalisasi dosis koagulan yang harus ditambahkan dalam
proses penjernihan air. Sehingga dapat mempermudah proses selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Bersih dan Air Minum
Pengertian Air Bersih berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum, pada BAB 1 tentang pengembangan sistem penyediaan air minum, Pasal
1, Ayat 1 : Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air
baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku
untuk air minum.
Terdapat
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih.
Persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan kualitatif yang meliputi syarat
fisik, kimia, biologis dan radiologis.
1. Syarat fisik, antara lain:
Ø Air harus bersih dan tidak keruh
Tidak berwarna apapun
Ø Tidak berasa apapun
Ø Tidak berbau apaun
Ø Suhu antara 10-25 C (sejuk)
Ø Tidak meninggalkan endapan
2. Syarat kimiawi, antara
lain:
Ø Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
Ø Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
Ø Cukup yodium
Ø pH air antara 6,5 - 9,2
Ø Parameter Air Bersih secara Kimia
Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk,
pestisida, fenol, protein, deterjen, dll. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat,
nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
3.
Parameter Air Bersih secara Biologi
- Bakteri
- Binatang
- Tumbuh-tumbuhan
- Protista
- Virus
- Bakteri
- Binatang
- Tumbuh-tumbuhan
- Protista
- Virus
4.
Parameter Air
Bersih secara Radiologi
- Konduktivitas atau daya hantar
- Pesistivitas
- PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)
- Konduktivitas atau daya hantar
- Pesistivitas
- PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)
Mutu air akan akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan
air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta
pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban
masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Dalam penyediaan air bersih
yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977mengenai penyediaan air minum yang harus memenuhi
standar kuantitas dan kualitas.
BAB
III
HASIL
Hasil proses teknik pengolahan air sungai yang terdiri dari proses :
ü Koagolasi
ü Sedimentasi (Pengendapan)
ü Filtrasi (Penyaringan)
Pada gambar terlihat bahwa air sungai yang dijadikan sampel
penjernihan melalui teknik pengolahan Koagulasi, Pngendapan dan Filtrasi
(Penyaringan) dapat diminum oleh masyarakat yang artinya air tersebut memenuhi
standar air bersih untuk dikonsumsi.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Persiapan
Instalansi
Salah
satu alat pengolahan air minum sederhana untuk mengolah air sungai terdiri dari
rangkaian proses koagulasi-flokulasi, sedimentasi dan filtrasi. Peralatan
terdiri dari Tong (Tangki), Pengaduk, Pompa Aerasi, Aeraktor dan saringan dari
pasir. Proses pengolahannnya dapat dilihat pada gambar 6. Alat ini dirancang
untuk keperluan rumah tangga sedemikian rupa, sehingga cara pembuatan dan cara
pengoperasiannya mudah serta biayannya murah.
Ø Aerasi
Yang dimaksud dengan aerasi
yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan zat besi dan mangan
yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara membentuk
senyawa besi dan mangan yang dapat diendapkan. Disamping itu, proses aerasi
juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun yang tidak diinginkan
misalnya GAS H2S, Methan, CO2, dan lain-lain.
Ø Koagulasi
Koagulasi adalah proses
pembubuhan bahan kimia kedalam air agar kotoran dalam air yang berupa padatan
tersuspensi misalnya zat warna organic, lumpur halus bakteri dan lain-lain
dapat menggumpal dan cepat mengendap. Cara yang paling mudah dan mudah adalah
dengan pembubuhan tawas/alum atau rumus kimiannya Al2(SO4)3.18
H2O.
(Berupa Kristal warna
putih).
Reaksi koagulasi dengan
Tawas secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut :
Al2(SO4)3.18
H2O + 3 Ca(HCO3)2è 2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4) + 6 CO2
+ 18 H2O ………. (1)
Al2(SO4)3.18
H2O + 3 Ca(OH)2è 2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4) + 3 CO2
+ 18 H2O ………. (2)
Pengendapan kotoran dapat terjadi karena pembentukan aluminium
hidroksida, Al(OH)3 yang berupa partikel padat yang akan menarik
partikel-partikel kotoran, sehingga menggumpal bersama-sama, menjadi besar dan
berat, dan segera dapat mengendap. Cara pembubuhan tawas dapat dilakukan
sebagai berikut, yaitu:
Sejumlah tawas atau
alum dilarutkan dalam air, kemudian dimasukkan ke dalam air baku, lalu diaduk
dengan cepat hingga merata selama -/+ 2 menit. Setelah itu kecepatan pengadukan
di kurangi sedemikian rupa. Sehingga terbentuk gumpalan-gumpalan kotoran akibat
bergabungnya kotoran tersuspensi yang ada dalam air baku. Setelah itu dibiarkan
beberapa saat sehingga gumpalan kotoran atau disebut flok tumbuh menjadi besar
dan berat dan cepat mengendap.
Ø Sedimentasi ( Pengendapan)
Setelah proses
koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran yang terjadi mengendap
semua (-/+ 45 s.d 60 menit). Setelah kotoran mengendap air akan tampak lebih
jernih. Endapan yang terkumpul didasar tangki, dapat dibersihkan dengan membuka
kran penguras yang terdapat dibawah tangki.
Ø Filtrasi ( Penyaringan)
Pada proses
pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran dapat di endapkan semua. Butiran
gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan mengendap, sedangkan
yang ukuran kecil dan ringan masih melayang-layang dalam air. Untuk mendapatkan
air yang benar-benar jernih, harus dilakukan proses penyaringan. Penyaringan
dilakukan dengan mengalirkan air yang telah di endapkan kotorannya ke bak
penyaring yang terdiri dari saringan pasir.
Unit pengolahan air minum sederhana tipe saringan TP2AS
dapat dilihat pada gambar.
Teknik
Pengolahan adalah sebagai berikut :
1.
Masukkan air
baku ke dalam tangki penampung sampai hampir penuh (550 liter).
2.
Larutan 60-80
gram bubuk kapur/gamping (4-6 sendok makan) kedalam ember kecil yang berisi air
baku, kemudian masukkan ke dalam tangki dan aduk sampai merata.
3.
Masukkan selang
aerasi ke dalam tangki sampai kedasarnya dan lakukan pemompaan sebanyak 50-100
kali. Setelah itu angkat kembali slang aerasi.
4.
Larutkan 60-8-
gram bubuk tawas (4-6 sendok makan) ke dalam ember kecil, lalu masukkan ke
dalam air baku yang telah diaerasi. Aduk secara cepat dengan arah putaran yang
sama selama 12 menit. Setelah itu pengaduk diangkat dan biarkan air dalam
tangki berputar sampai berhenti selama 45-60 menit.
5.
Buka kran
penguras untuk mengeluarkan endapan kotoran yang terjadi, kemudian tutup
kembali.
6.
Buka kran
pengeluaran dan alirakan ke bak penyaring. Buka kran saringan dan usahakan air
dalam saringan tidak meluap.
Cacatan :
o
Jika volume bak
penampung lebih kecil jumlah kapur dan tawas yang dipakai harus disesuaikan.
o Jika menggunakan kaporit untu membunuh kuman-kuman penyakit, bubuhkan
kaporit sekitar 1-2 gram untuk 500 liter air baku. Carapemakaiannya yaitu
dimasukkan bersama-sama pada saat memasukkan larutan kapur.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Ada beberapa tahapan dalam proses pengolahan air
bersih antara lain adalah :
1)
Teknik aerasi,
berguna untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air, serta menghilangkan gas-gas
beracun yang tidak diinginkan.
2)
Teknik koagulasi,
berguna agar kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi dapat menggumpal
dan mengendap.
3)
Teknik
sedimentasi ( pengendapan), berguna untuk pengendapan kotoran secara menyeluruh
di dasar tangki.
4)
Teknik filtrasi
(penyaringan), berguna untuk menyaring sisa-sisa gumpalan yang kecil dan ringan
agar benar-benar jernih.
5)
Setelah melalui
tahapan tersebut air yang dihasilkan dari teknik pengolahan dapat di minum oleh
masyarakat.
5.2 Saran
Perlu
pegenalan kualitas air untuk menentukan sumber air yang akan digunakan,
menentukan proses pengolahan dan jenis teknologi yang akan digunakan.
Pengetahuan teknik-teknik yang sederhana untuk pengolahan dan penjernihan air
sungai untuk dapat dikonsumsi masyarakat atau individu.
DAFTAR PUSTAKA
Herlambang. 2010. Teknologi Penyediaan Air Minum Untuk Keadaan Tanggap Darurat.
Diakses tanggal 30 mei 2013
SILAHKAN DOWNLOAD POWERPOINT UNTUK MENDAPAT GAMBARAN PROSESNYA DISINI ^_^"
sekedar ingin berbagi informasi...
bagi yg suka internetan , yg lagi cari2 kerja, boleh coba website ini dan langsung buat akun anda----> http://Job4Living.com/?ref=387669
lumayan kita dibayar tanpa ribet keluar biaya,dll. cuman tinggal sebar link aja gan,semakin banyak klik, makin cair. awal pendaftaran aja uda dapat $25. itu garansi yg NYATA gan
kiki emotikon
($25x Rp 10.000= 250.000 ribu)
minim Saldo $300 untuk bs diambil
ayo bktikan gan.
SILAHKAN DOWNLOAD POWERPOINT UNTUK MENDAPAT GAMBARAN PROSESNYA DISINI ^_^"
sekedar ingin berbagi informasi...
bagi yg suka internetan , yg lagi cari2 kerja, boleh coba website ini dan langsung buat akun anda----> http://Job4Living.com/?ref=387669
lumayan kita dibayar tanpa ribet keluar biaya,dll. cuman tinggal sebar link aja gan,semakin banyak klik, makin cair. awal pendaftaran aja uda dapat $25. itu garansi yg NYATA gan
kiki emotikon
($25x Rp 10.000= 250.000 ribu)
minim Saldo $300 untuk bs diambil
ayo bktikan gan.
No comments:
Post a Comment