BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ergonomi adalah ilmu,
teknologi dan seni untuk menyerasikan alat, cara kerja dan lingkungan pada
kemampuan, kebolehan dan batasan manusia sehingga diperoleh kondisi kerja dan
lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan efisien sehingga tercapai produktivitas
yang setinggi-tingginya (Manuaba, 2003).
Memperhatikan hal
tersebut di atas maka pembuatan riul juga merupakan suatu aktivitas kerja yang
perlu dikelola dengan pendekatan ergonomi. Pembuatan riul dengan pendekatan
ergonomi dapat menyeimbangkan antara tuntutan tugas (beban kerja) dan kapasitas
(kemampuan, kebolehan dan keterbatasan) pekerja sehingga mereka dapat bekerja
secara efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien serta tercapai hasil
produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
Kombinasi antara tugas
(task), organisasi (organization) dan lingkungan (environment)
merupakan kondisi kerja yang harus diterima dalam suatu pekerjaan. Bila
kombinasi antara tugas, organisasi dan lingkungan tersebut belum ergonomis
maka dapat menimbulkan gangguan pada diri pekerja sehingga kondisi lingkungan
kerja menjadi tidak sehat, tidak aman, tidak nyaman dan tidak efektif.
Kapasitas pekerja dalam menerima tugas dan lingkungan kerja yang tidak
ergonomis berbeda-beda tergantung pada kemampuan, kebolehan dan keterbatasan
masing-masing. Tubuh akan berusaha melakukan adaptasi terhadap perubahan
tersebut. Bila tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan menimbulkan gangguan
kualitas kesehatan, seperti keluhan muskuloskeletal meningkat, kelelahan
meningkat dan kebosanan meningkat (Manuaba, 2003). .
Untuk menganalisis
keserasian antara tugas (task), organisasi (organization) dan
lingkungan (environment) dalam proses bekerja dapat digunakan delapan
aspek ergonomi yaitu status gizi pekerja, Prilaku kerja, penggunaan
tenaga otot, kondisi lingkungan, kondisi waktu, kondisi informasi, kondisi
sosial budaya, dan kondisi manusia-mesin. Bila kombinasi antara tugas (task),
organisasi (organization) dan lingkungan (environment) dalam
proses bekerja sudah serasi maka akan membuat pekerja merasa nyaman dalam
melakukan pekerjaannya tersebut (Manuaba, 2003).
1.2.
Tujuan
Untuk mengetahui faktor
ergonomi yang terdapat pada usaha pembuatan Riul di UD. KARYA JAYA Jln. Besar
Delitua, gang Tanjung Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang, tahun 2014.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menyerasikan
alat, cara kerja dan lingkungan pada kemampuan, kebolehan dan batasan manusia
sehingga diperoleh kondisi kerja dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan
efisien sehingga tercapai produktivitas yang setinggi-tingginya (Manuaba,
2003).
Ergonomi sangat diperlukan di dalam suatu kegiatan yang
melibatkan manusia di dalamnya dengan memperhitungkan kemampuan dan tuntutan
tugas. Dengan ergonomi dapat ditekan dampak negatif pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi, karena dengan ergonomi berbagai penyakit akibat
kerja, kecelakaan, pencemaran, keracunan, ketidak-puasan kerja, kesalahan unsur
manusia, bisa dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya (Manuaba, 2003).
Agar keluhan otot,
kelelahan dan kebosanan dapat diminimalkan maka tugas (task), organisasi
(organization) dan lingkungan (environment) perlu
diserasikan dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasan pekerja.
2.2. Analisa Faktor
Ergonomi Pembuatan Riul
Untuk
menganalisis keserasian antara tugas (task), organisasi (organization)
dan lingkungan (environment) dalam proses bekerja dapat digunakan
beberapa aspek ergonomi yaitu Prilaku kerja, penggunaan tenaga otot,
kondisi lingkungan, kondisi waktu, dan
kondisi manusia-mesin (Manuaba, 2003).
Hasil
analisa faktor ergonomi terhadap pekerja pembuat riul yang terletak di UD KARYA
JAYA Jln. Besar Delitua, gang Tanjung Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang,
sebagai berikut :
a.
Prilaku kerja
Pada pekerja pembuatan Riul Prilaku kerja
yang ditunjukkan masih kurang aman. Hal ini dikarenakan setiap pekerja masih
belum menggunakan APD dan gerakan yang monoton dalam bekerja. Dari hasil
wawancara yang dilakukan langsung kepada beberapa pekerja, mereka mengatakan
bahwa lebih nyaman dengan metode yg seperti ini, karena tidak menyulitkan
mereka dalam melakukan setiap pekerjaannya. Prilaku kerja pada pembuatan riul dapat
dilihat pada Gambar dibawah ini.
Gbr.2.2.a1 Pekerja memasukkan Air Gbr.2.2.a2 Pekerja memasukkan Pasir
Gbr.2.2.a3 Pekerja memasukkan semen Gbr.2.2.a4
Pekerja mendorong angkong
b. Penggunaan
tenaga otot
Pada aspek ini, hampir keseluruhan proses kerja dalam
pembuatan riul selalu melibatkan otot dikarenakan jenis pekerjaan ini memang
menguras tenaga yang cukup banyak. Terutama dalam setiap tahap pembuatan riul
ini gerakan yang dilakukan selalu monoton. Hal ini dapat beresiko terjadinya
kelelahan pada otot tangan yang sering disebut musculoskeletal. Berikut ini
adalah gambar proses kerja yang menggunakan tenaga otot.
Gbr.2.2.b1
Pekerja
memasukkan Air Gbr.2.2.b2
Pekerja memasukkan Pasir
Gbr.2.2.b3
Pekerja
mengangkat angkong Gbr.2.2.b4 Pekerja
membuka cetakan
c.
Kondisi lingkungan
Pada
aspek ini, lingkungan kerja tempat dimana pembuatan riul berlangsung tergolong
bersih, namun penataan riul yang sudah jadi masih berpeluang menimbulkan
terjadinya kecelakaan kerja. Untuk itu hal ini menjadi resiko yang harus
diwaspadai oleh para pekerja, dan menyebabkan timbulnya kecemasan akibat mewaspadai
susunan riul yang kemungkinan saja dapat runtuh. selain itu, lingkungan kerja
yang merupakan lahan terbuka menjadikan keluhan tersendiri bagi para pekerja,
karena pekerja harus terpapar langsung oleh sinar matahari. Berikut ini adalah
gambar kondisi lingkungan kerja pembuatan riul.
Gbr.2.2.c1 Kondisi penataan Riul Gbr.2.2.c2
Kondisi
lingkungan kerja
d.
Kondisi waktu
Berdasarkan hasil
observasi yang kami lakukan pekerja mulai bekerja dari pukul 08:00 – 17:00 WIB.
Dengan waktu istirahat sebagai berikut :
-
Istirahat pertama pada pukul 12.00-13:00
WIB
-
Istirahat kedua Pukul 16:00-17:00 WIB
Waktu istirahat yang
cukup sangat diperlukan para pekerja untuk menghindari kelelahan otot pada saat
bekerja. Dalam hal ini, waktu istirahat yang diberikan sudah mencukupi bagi
para pekerja, sehingga tidak ada keluhan para pekerja terkait waktu istirahat
yang diberikan.
e.
Kondisi manusia-mesin/peralatan
Pada aspek ini, akan
dibahas bagaimana kesesuaian antara manusia atau pekerjanya dengan mesin atau
alat-alat yang digunakan oleh para pekerja selama proses pembuatan Riul.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, hampir semua peralatan yang
digunakan sudah sesuai dengan pekerja yang menggunakannya, kecuali pada alat
kereta sorong, yang masih kurang sesuai dengan pekerja yang menggunakan karena
pegangan kereta sorongnya yang terlalu rendah. Begitu juga pada posisi tempat
bak semen yg digunakan terlalu rendah. Hal ini dapat menyebabkan sikap kerja
yang tidak ergonomis, yakni dapat menyebabkan gerakan bungkung berulang-ulang
yang akan berakibat mudah merasa lelah, dan dalam jangka waktu panjang dapat
menyebabkan posisi tulang belakang yang tidak normal.
Gbr.2.2.e1 Bak semen Gbr.2.2.e2 Kereta sorong
2.3. Upaya Pengendalian K3 dalam Pembuatan Riul
Upaya ini dilakukan
untuk menciptakan proses kerja yang ergonomis agar dapat terhindar dari
kecelakaan kerja yang tidak diinginkan, guna meningkatkan hasil produksi
pembuatan Riul.
Upaya
pengendalian yang dapat dilakukan guna mendukung proses kerja yang ergonomis
dan aman adalah dengan hal sebagai berikut :
1. Melakukan
pergantian terhadap peralatan yang
kurang sesuai dengan ukuran tenaga kerja yang memakainya, seperti :
a. Menggunakan
kereta sorong ukuran besar
b. Menyediakan
bak semen yang lebih tinggi
2. Melakukan
metode kerja yang benar-benar aman guna menghindari resiko kecelakaan kerja
yang mungkin terjadi.
3. Penggunaan
APD, yakni :
a. Pemakaian sepatu
boot guna untuk melindungi kaki pekerja dari pecahan riul
b. Sarung tangan berguna untuk melindungi tangan pekerja dari
minyak oli agar tidak iritasi.
c. Baju panjang/ topi guna untuk melindungi kepala pekerja dari sinar matahari.
d. Masker berguna
untuk menghindari terhirupnya debu semen dan asap mole
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan ergonomi mutlak diperlukan
pada proses pembuatan Riul, yakni bagaimana seharusnya prilaku kerja yang
baik, kondisi lingkungan kerja, kondisi
waktu, dan kondisi manusia-mesin/peralatan, sehingga diperoleh kondisi
pembelajaran yang sehat, aman, nyaman, efisien dan efektif yang pada akhirnya
diperoleh produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
2. Lingkungan kerja yang tidak ergonomis
dapat mengakibatkan kurang nyamannya pekerja dalam melakukan pekerjaannya.
3. Ada beberapa kendala yang
tampaknya agak sulit untuk diatasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang ergonomis,
karena keterbatasan wilayah kerja yang sempit dan perilaku atau keinginan pekerja
untuk berubah itu minim.
3.2. Saran
1. Diharapkan
Dalam mendesain peralatan dan tempat kerja untuk selalu menerapkan
kaidah-kaidah ergonomi.
2. Kaidah-kaidah
ergonomi harus diterapkan sejak dini, sehingga tidak memerlukan biaya yang
besar atau tidak ada biaya yang terbuang percuma.
DAFTAR
PUSTAKA
Adiputra, N.2008. Upaya
Kesehatan Kerja Tenaga Kesehatan Kabupaten/ Kota dan Puskesmas Propinsi Bali.http://www.balihesg.org
Diakses
pada tanggal 02 September 2014.
sekedar ingin berbagi informasi...
bagi yg suka internetan , yg lagi cari2 kerja, boleh coba website ini dan langsung buat akun anda----> http://Job4Living.com/?ref=387669
lumayan kita dibayar tanpa ribet keluar biaya,dll. cuman tinggal sebar link aja gan,semakin banyak klik, makin cair. awal pendaftaran aja uda dapat $25. itu garansi yg NYATA gan
kiki emotikon
($25x Rp 10.000= 250.000 ribu)
minim Saldo $300 untuk bs diambil
ayo bktikan gan.
No comments:
Post a Comment