Monday 2 November 2015

FAKTOR -FAKTOR ERGONOMI DAN HASIL OBSERVASI PEMBUATAN RIUL



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menyerasikan alat, cara kerja dan lingkungan pada kemampuan, kebolehan dan batasan manusia sehingga diperoleh kondisi kerja dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan efisien sehingga tercapai produktivitas yang setinggi-tingginya (Manuaba, 2003). 
Memperhatikan hal tersebut di atas maka pembuatan riul juga merupakan suatu aktivitas kerja yang perlu dikelola dengan pendekatan ergonomi. Pembuatan riul dengan pendekatan ergonomi dapat menyeimbangkan antara tuntutan tugas (beban kerja) dan kapasitas (kemampuan, kebolehan dan keterbatasan) pekerja sehingga mereka dapat bekerja secara efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien serta tercapai hasil produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
Kombinasi antara tugas (task), organisasi (organization) dan lingkungan (environment) merupakan kondisi kerja yang harus diterima dalam suatu pekerjaan. Bila kombinasi  antara tugas, organisasi dan lingkungan tersebut belum ergonomis maka dapat menimbulkan gangguan pada diri pekerja sehingga kondisi lingkungan kerja menjadi tidak sehat, tidak aman, tidak nyaman dan tidak efektif.  Kapasitas pekerja dalam menerima tugas dan lingkungan kerja yang tidak ergonomis berbeda-beda tergantung pada kemampuan, kebolehan dan keterbatasan masing-masing. Tubuh akan berusaha melakukan adaptasi terhadap perubahan tersebut. Bila tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan menimbulkan gangguan kualitas kesehatan, seperti keluhan muskuloskeletal meningkat, kelelahan meningkat dan  kebosanan meningkat (Manuaba, 2003). .
Untuk menganalisis keserasian antara tugas (task), organisasi (organization) dan lingkungan (environment) dalam proses bekerja dapat digunakan delapan  aspek ergonomi yaitu status gizi pekerja, Prilaku kerja, penggunaan tenaga otot, kondisi lingkungan, kondisi waktu, kondisi informasi, kondisi sosial budaya, dan kondisi manusia-mesin. Bila kombinasi antara tugas (task), organisasi (organization) dan lingkungan (environment) dalam proses bekerja sudah serasi maka akan membuat pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya tersebut (Manuaba, 2003).
1.2. Tujuan
       Untuk mengetahui faktor ergonomi yang terdapat pada usaha pembuatan Riul di UD. KARYA JAYA Jln. Besar Delitua, gang Tanjung Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang, tahun 2014.



BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ergonomi
       Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menyerasikan alat, cara kerja dan lingkungan pada kemampuan, kebolehan dan batasan manusia sehingga diperoleh kondisi kerja dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan efisien sehingga tercapai produktivitas yang setinggi-tingginya (Manuaba, 2003). 
       Ergonomi sangat diperlukan di dalam suatu kegiatan yang melibatkan manusia di dalamnya dengan memperhitungkan kemampuan dan tuntutan tugas. Dengan ergonomi dapat ditekan dampak negatif pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan ergonomi berbagai penyakit akibat kerja, kecelakaan, pencemaran, keracunan, ketidak-puasan kerja, kesalahan unsur manusia, bisa dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya (Manuaba, 2003).
Agar keluhan otot, kelelahan dan kebosanan dapat diminimalkan maka  tugas (task), organisasi (organization) dan lingkungan  (environment) perlu diserasikan dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasan pekerja.
2.2. Analisa Faktor Ergonomi Pembuatan Riul
Untuk menganalisis keserasian antara tugas (task), organisasi (organization) dan lingkungan (environment) dalam proses bekerja dapat digunakan beberapa aspek ergonomi yaitu Prilaku kerja, penggunaan tenaga otot, kondisi lingkungan, kondisi waktu,  dan kondisi manusia-mesin (Manuaba, 2003).
Hasil analisa faktor ergonomi terhadap pekerja pembuat riul yang terletak di UD KARYA JAYA Jln. Besar Delitua, gang Tanjung Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang, sebagai berikut :
a.       Prilaku kerja
     Pada pekerja pembuatan Riul Prilaku kerja yang ditunjukkan masih kurang aman. Hal ini dikarenakan setiap pekerja masih belum menggunakan APD dan gerakan yang monoton dalam bekerja. Dari hasil wawancara yang dilakukan langsung kepada beberapa pekerja, mereka mengatakan bahwa lebih nyaman dengan metode yg seperti ini, karena tidak menyulitkan mereka dalam melakukan setiap pekerjaannya. Prilaku kerja pada pembuatan riul dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
 











Gbr.2.2.a1 Pekerja memasukkan Air              Gbr.2.2.a2 Pekerja memasukkan Pasir











Gbr.2.2.a3 Pekerja memasukkan semen       Gbr.2.2.a4 Pekerja mendorong angkong






b.      Penggunaan tenaga otot
       Pada aspek ini, hampir keseluruhan proses kerja dalam pembuatan riul selalu melibatkan otot dikarenakan jenis pekerjaan ini memang menguras tenaga yang cukup banyak. Terutama dalam setiap tahap pembuatan riul ini gerakan yang dilakukan selalu monoton. Hal ini dapat beresiko terjadinya kelelahan pada otot tangan yang sering disebut musculoskeletal. Berikut ini adalah gambar proses kerja yang menggunakan tenaga otot.









Gbr.2.2.b1 Pekerja memasukkan Air       Gbr.2.2.b2 Pekerja memasukkan Pasir









Gbr.2.2.b3 Pekerja mengangkat angkong Gbr.2.2.b4 Pekerja membuka cetakan




c.         Kondisi lingkungan
Pada aspek ini, lingkungan kerja tempat dimana pembuatan riul berlangsung tergolong bersih, namun penataan riul yang sudah jadi masih berpeluang menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Untuk itu hal ini menjadi resiko yang harus diwaspadai oleh para pekerja, dan menyebabkan timbulnya kecemasan akibat mewaspadai susunan riul yang kemungkinan saja dapat runtuh. selain itu, lingkungan kerja yang merupakan lahan terbuka menjadikan keluhan tersendiri bagi para pekerja, karena pekerja harus terpapar langsung oleh sinar matahari. Berikut ini adalah gambar kondisi lingkungan kerja pembuatan riul.

 








       Gbr.2.2.c1 Kondisi penataan Riul                           Gbr.2.2.c2 Kondisi lingkungan kerja

d.      Kondisi waktu
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan pekerja mulai bekerja dari pukul 08:00 – 17:00 WIB. Dengan waktu istirahat sebagai berikut :
-          Istirahat pertama pada pukul 12.00-13:00 WIB
-          Istirahat kedua Pukul 16:00-17:00 WIB
Waktu istirahat yang cukup sangat diperlukan para pekerja untuk menghindari kelelahan otot pada saat bekerja. Dalam hal ini, waktu istirahat yang diberikan sudah mencukupi bagi para pekerja, sehingga tidak ada keluhan para pekerja terkait waktu istirahat yang diberikan.

e.       Kondisi manusia-mesin/peralatan
Pada aspek ini, akan dibahas bagaimana kesesuaian antara manusia atau pekerjanya dengan mesin atau alat-alat yang digunakan oleh para pekerja selama proses pembuatan Riul. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, hampir semua peralatan yang digunakan sudah sesuai dengan pekerja yang menggunakannya, kecuali pada alat kereta sorong, yang masih kurang sesuai dengan pekerja yang menggunakan karena pegangan kereta sorongnya yang terlalu rendah. Begitu juga pada posisi tempat bak semen yg digunakan terlalu rendah. Hal ini dapat menyebabkan sikap kerja yang tidak ergonomis, yakni dapat menyebabkan gerakan bungkung berulang-ulang yang akan berakibat mudah merasa lelah, dan dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan posisi tulang belakang yang tidak normal.
 







      

  Gbr.2.2.e1 Bak semen                                     Gbr.2.2.e2 Kereta sorong



2.3. Upaya Pengendalian K3 dalam Pembuatan Riul
       Upaya ini dilakukan untuk menciptakan proses kerja yang ergonomis agar dapat terhindar dari kecelakaan kerja yang tidak diinginkan, guna meningkatkan hasil produksi pembuatan Riul.
       Upaya pengendalian yang dapat dilakukan guna mendukung proses kerja yang ergonomis dan aman adalah dengan hal sebagai berikut :
1.      Melakukan pergantian terhadap  peralatan yang kurang sesuai dengan ukuran tenaga kerja yang memakainya, seperti :
a.       Menggunakan kereta sorong ukuran besar
b.      Menyediakan bak semen yang lebih tinggi
2.      Melakukan metode kerja yang benar-benar aman guna menghindari resiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi.
3.      Penggunaan APD, yakni :
a.       Pemakaian  sepatu boot guna untuk melindungi kaki pekerja dari pecahan riul
b.      Sarung tangan berguna untuk melindungi tangan pekerja dari minyak oli  agar tidak iritasi.
c.       Baju panjang/ topi guna untuk melindungi kepala  pekerja dari sinar matahari.
d.      Masker  berguna untuk menghindari terhirupnya debu semen dan asap mole


BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan ergonomi mutlak diperlukan pada proses pembuatan Riul, yakni bagaimana seharusnya prilaku kerja yang baik,  kondisi lingkungan kerja, kondisi waktu, dan kondisi manusia-mesin/peralatan, sehingga diperoleh kondisi pembelajaran yang sehat, aman, nyaman, efisien dan efektif yang pada akhirnya diperoleh produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
2. Lingkungan kerja yang tidak ergonomis dapat mengakibatkan kurang nyamannya pekerja dalam melakukan pekerjaannya.
3. Ada beberapa kendala yang tampaknya agak sulit untuk diatasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang ergonomis, karena keterbatasan wilayah kerja yang sempit dan perilaku atau keinginan pekerja untuk berubah itu minim.
3.2.  Saran
1.  Diharapkan Dalam mendesain peralatan dan tempat kerja untuk selalu menerapkan kaidah-kaidah ergonomi.
2.  Kaidah-kaidah ergonomi harus diterapkan sejak dini, sehingga tidak memerlukan biaya yang besar atau tidak ada biaya yang terbuang percuma.



DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, N.2008. Upaya Kesehatan Kerja Tenaga Kesehatan Kabupaten/ Kota dan Puskesmas Propinsi Bali.http://www.balihesg.org
Diakses pada tanggal 02 September 2014.





sekedar ingin berbagi informasi...
bagi yg suka internetan , yg lagi cari2 kerja, boleh coba website ini dan langsung buat akun anda----> http://Job4Living.com/?ref=387669
lumayan kita dibayar tanpa ribet keluar biaya,dll. cuman tinggal sebar link aja gan,semakin banyak klik, makin cair. awal pendaftaran aja uda dapat $25. itu garansi yg NYATA gan
kiki emotikon
($25x Rp 10.000= 250.000 ribu)
minim Saldo $300 untuk bs diambil
ayo bktikan gan.

No comments:

Post a Comment