Monday 2 November 2015

MAKALAH TENTANG GIZI PADA IBU HAMIL



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Pentingnya gizi seimbang bagi ibu hamil pada masa kehamilan merupakan masa terjadinya stress fisiologi pada ibu hamil. Ibu hamil sebenarnya sama dengan ibu yang tidak hamil, namun kualitas dan kuantitasnya perlu ditingkatkan melalui pola makan yang baik dengan memilih menu seimbang dengan jenis makanan yang bervariasi (Purwita Sari, 2009).
 Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami dimana para calon ibu harus sehat dan mempunyai kecukupan gizi sebelum dan setelah hamil, agar kehamilan berjalan sukses, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil harus mendapatkan tambahan energi dan zat gizi yang seimbang untuk peertumbuhan dan perkembangan janin dengan tetap mempertahankan zat gizi ibu hamil seperti tambahan  protein minimal seperti zat besi, kalsium, vitamin, asam folat dan energi (Ramayulis, 2009).
 Ibu memerlukan gizi, jika ibu mengalami kekurangan gizi akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya serta kurang gizi dapat mempengaruhi pertumbuhaan dan dapat meenimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi menjadi rendah. Oleh  karena itu, perhatian terhadap gizi dan pengawasan berat badan (BB) selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam pengawasan kesehatan pada masa hamil (Zulhaida. Com, 2005).
Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang di kandungnya, bila makan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain.
Demikian pula, bila makanan ibu kurang tumbuh kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, BBLR, bayi baru lahir prematur atau bahkan bayi baru lahir mati. Sebaliknya, jika makanan berlebih akan mengakibatkan kenaikan berat badan yang berlebihan, bayi besar, dan dapat pula mengakibatkan terjadinya preeklampsi.
1.2.   Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang Berdasarkan latar belakang diatas masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.       Bagaimana pengaruh gizi selama kehamilan?
b.      Bagaimana pemantauan status gizi ibu selama hamil?
c.       Bagaimana kebutuhan gizi bagi ibu hamil?
d.      Apa saja kelompok gizi ibu hamil?
e.       Bagaimana gizi seimbang bagi ibu hamil?
f.        Apa dampak kekurangan dan kelebihan pada ibu hamil?
1.3.               Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan penyusunan makalah ini antara lain untuk :
a.       Mengetahui pengaruh gizi selama kehamilan
b.      Mengetahui pemantauan status gizi ibu selama hamil
c.       Mengetahui bagaimana kebutuhan gizi bagi ibu hamil
d.      Mengetahui apa saja kelompok gizi ibu hamil
e.       Mengetahui bagaimana gizi seimbang bagi ibu hamil
f.        Mengetahui apa dampak kekurangan dan kelebihan gizi pada ibu hamil.




BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.  Pengaruh Gizi Selama Kehamilan
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Berbagai resiko dapat terjadi jika ibu mengalami kurang gizi, diantaranya adalah mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, bayi lahir mati, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Depkes RI, 1996). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.
Perempuan yang mengalami kekurangan gizi sebelum hamil atau selama minggu pertama kehamilan memiliki resiko lebih tinggi melahirkan bayi yang mengalami kerusakan otak dan sumsum tulang, karena pembentukan system saraf sangat peka pada 2-5 minggu pertama kehamilan.
2.2.  Pemantauan Status Gizi Ibu Selama Hamil
Pemantauan status gizi ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat penambahan berat badan selama kehamilan. Kenaikan berat badan bisa dijadikan indikator kesehatan ibu dan juga janinnya. Laju pertambahan berat badan  selama kehamilan merupakan petunjuk yang sama pentingnya dengan pertambahan berat badan itu sendiri. Oleh karena itu sebaiknya ditentukan patokan besaran pertambahan berat badan sampai kehamilan terakhir. Pemantauan yang sering dilakukan adalah dengan pemeriksaan Antropometri, yaitu dengan melakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, dan penentuan berat badan ideal, serta pola pertambahan berat.
Menurut Pudjiadi (2005), selama kehamilan ibu akan mengalami pertambahan berat badan sekitar 10-12 kg, sedangkan ibu hamil dengan tinggi badan < 150 cm cukup sekitar 8,8-13,6 kg (Arisman, 2006). Ibu yang sebelum hamil memiliki berat badan normal kemungkinan tidak mengalami masalah dalam konsumsi makanan setiap hari, namun pertambahan berat badannya harus tetap dipantau agar selama hamil tidak mengalami kekurangan atau kelebihan gizi. Ibu hamil dengan berat badan kurang harus mengatur asupan gizinya sehingga bisa mencapai berat badan normal, sedangkan ibu dengan berat badan berlebih dianjurkan makanan yang seimbang dengan bahan makanan yang bervariasi, dengan mengurangi bahan makanan berkalori tinggi serta lemak.
Selain melihat penambahan berat badan selama hamil, status gizi ibu hamil juga dapat dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah. Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, ibu yang hamil dengan ukuran LILA dibawah normal menunjukkan adanya kekurangan energy yang kronis. Kadar Hb menunjukkan status Anemia. Menurut Saefudin (2002), Anemia pada Ibu hamil adalah kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin < 11gr/dl pada Trimester I dan III, atau kadar <10,5 gr/dl pada Trimester II.
2.3. Kebutuhan Gizi Bagi Ibu Hamil
Kebutuhan gizi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama kehamilan berlangsung. Resiko akan kesehatan janin yang sedang dikandung dan ibu yang mengandung akan berkurang jika ibu hamil mendapatkan gizi dan nutrisi yang seimbang. Oleh karena itu, keluarga dan ibu hamil haruslah memperhatikan mengenai hal ini. Gizi atau nutrisi ibu hamil kondisinya sama saja dengan pengaturan gizi mengenai pola makan yang sehat. Hanya saja, ibu hamil harus lebih hati-hati dalam memilih makanan karena mengingat juga kesehatan janin yang sedang dikandungnya.
Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 % dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi ibu hamil 40 % digunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya (60 %) digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu hamil berkisar antara 12-14 kg.



Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :
1. Pertumbuhan dan perkembangan janin.
2. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak.
3. Sumber tenaga.
4. Mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan.
Beberapa hal harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses kehamilan yang sehat, antara lain :
1.   Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur.
2.   Hindari makanan yang terlalu asin dan pedas.
3.   Hindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi.
4.   Hindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol.
5.   Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna.
6.   Hindari merokok.
Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu :
1. Sumber Tenaga (Sumber Energi)
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari sekitar 15 % lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari. Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak.
2. Sumber Pembangun
Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 800 gram/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai untuk kebutuhan janin dan kandungan.
3. Sumber Pengatur dan Pelindung
Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin dan mineral. Sumber ini dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran proses metabolisme tubuh.



Agar perkembangan janin berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat menjalani hari-hari kehamilannya dengan sehat, maka konsumsi ibu hamil harus mengandung zat gizi sebagai berikut :
A.    Kebutuhan Energi
Umumnya seorang ibu hamil akan bertambah berat badannya sampai 12,5 kg, tergantung dari berat badan sebelum hamil. Rata-rata ibu hamil memerlukan tambahan 300 KKal/ hari atau sekitar 15 %  lebih dari keadaan normal. Atau membutuhkan 2800-3000 KKal makanan sehari. Menurut Angka Keccukupan Gizi Tahun 2004, penambahan kebutuhan energy per hari bagi ibu hamil pada trimester I adalah 180 KKal, trimester II dan III masing-masing 300 KKal. Total kenaikan kalori yang dibutuhkan untuk menaikkan berat badan sampai 12,5 kg kira- kira sekitar 80.000 KKal, dari jumlah tersebut sebanyak 36.000 KKal digunakan untuk pembakaran, dan 44.000 KKal sisanya untuk pembuatan jaringan baru.
Asupan Gizi pada trimester I diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan plasenta yang berguna untuk menyalurkan makanan dan pembentukan hormone, pada janin diperlukan untuk pembentukan organ (organo genesis) dan pertumbuhan kepala, serta badan (Sadler, 2000). Asupan gizi pada trimester II diperlukan untuk pertumbuhan kepala, badan dan tulang janin. Biasanya pada trimester II juga terjadi pertambahan berat tubuh ibu. Sementara pertumbuhan janin dan plasenta serta cairan amnion akan berlangsung cepat selama trimester III. Sumber energy bisa didapat dengan menkonsumsi beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang, ubi kayu, dan sagu.
B.     Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energy. Menuru Glade B. Curtis mengatakan bahwa tidak ada satu rekomendasi yang mengatur berapa sebenarnya kebutuhan ideal karbohidrat bagi ibu hamil. Namun beberapa ahli gizi sepakat sekitar 60% dari 10 kalori yang di butuhkan tubuh adalah karbohidrat. Jadi ibu hamil membutuhkan karbohidrat sekitar 1500 kalori. Namun karena tidak semua sumber karbohidrat baik, maka ibu hamil harus bisa memilih yang tepat misalnya sumber karbohidrat yang perlu dibatasi adalah gula dan makanan yang mengandung banyak gula, seperti cake dan permen sedangkan karbohidrat yang sebaiknya dikonsumsi adalah karbohidrat kompleks yang terdapat pada roti gandum, kentang, serelia,atau padi-padian yang tidak digiling.
C.    Kebutuhan Protein
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin. Selama kehamilan, diperlukan tambahan protein rata-rata 17 gram/ hari. Kebutuhan protein untuk ibu hamil adalah 62 gr/ hari. Peran protein selama proses kehamilan diantaranya yaitu selain untuk pertumbuhan dan perkembangan janin juga untuk pembentukan plasenta dan cairan amnion. Pertumbuhan jaringan maternal seperti pertumbuhan mamae ibu dan jaringan uterus, dan penambahan volume darah. Kebutuhan akan protein selama kehamilan tergantung pada usia kehamilan.
Jenis protein yang dikonsumsi sebaiknya yang mempunyai nilai gizi tinggi seperti daging, ikan, telur, tahu, tempe,kacang- kacangan, biji-bijian, susu, dan yogurt. Bila seorang ibu tersebut adalah seorang vegetarian dan biasa mengkonsumsi banyak kacang-kacangan, biji-bijan, sayuaran dan buah-buahan maka ibu tersebut tidak akan mengalami masalah kekurangan protein.
Hampir 70 % protein digunakan untuk pertumbuhan janin yang dikandung. Pertumbuhan dimulai dari pertumbuhan sebesar sel sampai tubuh janin mencapai lebih kurang 3,5 kg, protein juga digunakan untuk pembentukan plasenta. Bila asupan protein kurang maka plasenta menjadi kurang sempurna padahal plasenta berfungsi untuk menunjang, memelihara, dan menyalurkan makanan bagi bayi. Selain untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, protein juga dibutuhkan untuk persiapan persalinan. Sebanyak 300-500 ml darah diperkirakan akan hilang pada persalinan sehingga cadangan darah diperlukan pada periode tersebut dan hal ini tidak terlepas dari peran protein.
D.    Kebutuhan Lemak
Lemak dapat membantu tubuh untuk menyerap banyak nutrisi. Lemak juga menghasilkan energy dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam fungsi-fungsi pertumbuhan jaringan plasenta dan janin. Bagi ibu hamil, lemak juga dapat disimpan sebagai cadangan tenaga untuk menjalani persalinan dan pemulihan pasca persalinan. Cadangan lemak yang terdapat pada ibu hamil juga bermanfaat untuk membantu proses pembentukan ASI. Namun, bila asupannya berlebih dikhawatirkan berat badan ibu hamil akan meningkat tajam. Keadaan ini akan menyulitkan ibu hamil sendiri dalam menjalani kehamilan dan pasca persalinan. Karena itu ibu hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang dikonsumsi sehari. Sumber lemak yaitu minyak ikan, minyak jagung, kacang-kacangan dan hasil olahannya.
E.     Kebutuhan Vitamin
1.   Kebutuhan vitamin A
Vitamin A dibutuhkan oleh ibu hamil untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel dan jaringan janin, namun tidak boleh berlebihan karena dapat menimbulkan cacat bawaan. Kebutuhan vitamin A bagi ibu hamil adalah sekitar 800 RE per hari.
2.   Kebutuhan vitamin B12
      Vitamin B12 bersama asam folat berperan dalam sintesis DNA dan memudahkan pertumbuhan sel. Selain itu, vitamin ini juga penting untuk keberfungsian sel sumsum tulang, system persyarafan, dan saluran cerna. Kebutuhan Vitamin B12 sebesar 3 mg per hari. Terdapat pada Hati, telur, ikan, kerang, daging, susu, dan keju.
3. Kebutuhan vitamin C
Tubuh ibu hamil juga memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi. Selain itu vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah melindungi jaringan dari organ tubuh dari berbagai macam kerusakan serta memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C banyak mengandung antioksidan. Kebutuhan vitamin C bagi ibu hamil adalah sekitar 85 mg per hari.
4.   Kebutuhan vitamin D
Termasuk juga peran dari vitamin D yang dapat menyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang bayi dalam kandungan. Vitamin D dapat di dapat dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan. Kekurangan vitamin D akan mengakibatkan gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin. Gangguan dapat berupa hipokalsemi, tetani pada bayi baru lahir, dan osteomalasia pada ibu. Sumber vitamin D yang utama adalah sinar Cahaya matahari. Kebutuhan vitamin D bagi ibu hamil adalah sekitar 5µg per hari.
F.  Kebutuhan Asam folat
Asam folat dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel muda, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, dan metabolism energy. Kekurangan asam folat dapat berakibat lelah berat, kaki kejang, dan gangguan tidur. Kebutuhan Asam folat untuk Trimester I sebanyak 280 µg, Trimester II sebanyak 660  µg, dan Trimester III sebanyak 470 µg. jenis makanan yang mengandung asam folat yakni ragi, brokoli, sayuran hijau, asparagus, dan kacang-kacangan.
G.     Kebutuhan Mineral
1)      Kalsium
Kalsium mengandung mineral yang penting untuk pertumbuhan janin dan membantu kekuatan kaki dan punggung. Mencegah preeklamsia atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kejang pada ibu, prematuritas, bahkan kematian.. Kalsium juga dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan bakal gigi janin yang dimulai sejak usia kehamilan 8 minggu. Ibu hamil membutuhkan kalsium 2 kali lipat, yaitu sekitar 950 mg. sumber kalsium adalah susu dan prosuk olahan lainnya.
2)      Zat Besi
Kebutuhan zat besi selama kehamilan sangat tinggi, khususnya trimester 2 dan 3. kebutuhan zat besi dapat dipenuhi dengan tambahan pil besi dengan dosis 100 mg/ hari. Zat besi penting untuk pembentukan hemoglobin untuk meningkatkan masa hemoglobin. Kebutuhan akan zat besi pada perempuan hamil meningkat 200- 300 %. Sekitar 1040 mg ditimbun selama kehamilan, sebanyak 300 mg ditransfer ke janin, 200 mg hilang saat melahirkan, 50-75 mg untuk pembentukan plasenta dan 450 mg untuk pembentukan sel darah merah. Zat besi tidak akan terpenuhi dari makanan saja, oleh karena itu pemberian suplemen zat besi sangat diperlukan. Pemberian dilakukan selama trimester II dan III dan dianjurkan untuk menelan 30-60 mg tiap hari mulai minggu ke-12 kehamilan sampai selama 3 bulan. Sumber zat besi adalah makan yang berasal dari hewan yaitu daging, ayam dan telur serta kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran hijau.


3)  Yodium
            Yodium dapat diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut. Kekurangan Yodium pada Ibu hamil akan mengakibatkan janin mengalami hipotiroid yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Kerusakan syaraf akibat dari hipotiroid dapat menyebabkan retardasi mental. Kekurangan yodium juga menyebabkan bayi lahir mati, aborsi, serta meningkatkan kematian bayi dan perinatal. Koreksi yodium hendaknya sebelum atau selama 3 bulan pertama kehamilan. Asupan yang dianjurkan adalah 200 µg/ hari. kebutuhan yodium dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi garan beryodium serta bahan makanan yang bersumber dari laut.
2.4. Kelompok Gizi Ibu Hamil
Bersama dengan usia kehamilan yang terus bertambah, maka bertambah pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil, khususnya ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua. Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai pertumbuhan otak berikut susunan syarafnya. Pada umumnya kebutuhan makanan bagi ibu hamil untuk setiap trimester berbeda-beda, hal ini berhubungan dengan kondisi ibu pada setiap trimester tersebut. Berikut ini adalah kelompok gizi ibu hamil, yakni :
1.      Pada kehamilan trimester pertama (1-3 bulan), umumnya nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa mual dan muntah. Pada kondisi ini, ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin tumbuh baik. Makanlah makanan dengan porsi kecil tapi sering, seperti sup, susu, telur, biskuit, buah-buahan segar dan jus. Kenaikan normal antara 0,7 – 1,4 kg.
2.      Pada trimester kedua (4-6 bulan), nafsu makan sudah pulih kembali , pertumbuhan janin berlangsung cepat, kebutuhan makan harus lebih banyak dari biasanya meliputi zat sumber tenaga, pembangun, pelindung dan pengatur. Hal ini untuk kebutuhan janin. Kenaikan berat badan normal antara 6,7 – 7,4 kg.
3. Pada trimester ketiga (7-9 bulan) nafsu makan sangat baik, tetapi jangan kelebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain itu kurangi makanan terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin (seperti garam, ikan asin, telur asin, tauco dan kecap asin) karena makanan tersebut akan memberikan kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya keracunan saat kehamilan.
2.5.   Gizi Seimbang bagi Ibu Hamil
1.      Kebutuhan Gizi Ibu Hamil dengan Bb Normal
Kebutuhan energi pada kehamilan trimester I memerlukan tambahan 100 kkal/hari (menjadi 1.900 – 2000 kkal/hari). Ini berarti sama dengan menambah 1 potong (50 gr) daging sapi dalam menu sehari. Selanjutnya pada trimester II dan III, tambahan energi yang dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau sama dengan mengkomsumsi tambahan 100 gr daging ayam  atau minum 2 gelas susu sapi cair. Sementara penambahan BB untuk Ibu yang memiliki berat ideal cukup naik 12-14 kg. Kebutuhan makan ibu hamil dengan BB normal per hari, yakni Nasi 6 porsi, sayuran 3 mangkuk, buah 4 potong, susu 2 gelas, daging ayam/ikan/telur 3 potong, lemak/minyak 5 sendok teh, gula 2 sendok makan.
2.      Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Gemuk
Ibu hamil yang terlalu gemuk tidak boleh mengkomsumsi makanan dalam jumlah sekaligus banyak. Sebaiknya berangsur – angsur, sehari menjadi 4 – 5 kali waktu makan. Penambahan energi untuk ibu hamil gemuk tidak boleh lebih dari 300 kkal/hari. Sementara penambahan berat badan untuk ibu yang tergolong gemuk cukup naik < 10 kg. Makanan yang harus dikurangi adalah yang rasanya manis, gurih dan mengandung banyak lemak, seperti daging sapi, daging ayam dengan kulit, makanan berminyak dan sejenisnya. Daging boleh dikomsumsi 100 gr atau 1 potong besar/hari. Buah – buahan yang harus dibatasi adalah durian, nangka, advokad. Sedangkan untuk minyak paling banyak 20 gr/hari. Makanan yang kaya serat lainnya disarankan banyak dikomsumsi. Kebutuhan makan ibu hamil gemuk per hari, yakni Nasi 2 gelas, sayuran 3 mangkuk, buah 4 potong, susu 4 sendok makan, telur 1 butir, daging 1 potong sedang, ikan 1 potong sedang, tahu 1 potong sedang, gula pasir 3 sendok makan, lemak/minyak 3 sendok teh, roti 2 iris.

3.      Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Kurus
Pengaturan makanan bagi ibu hamil kurus lebih sederhana. Yang harus diperhatikan adala jumlah cairan yang terkandung dalam makanan. Air, baik air minum, jus atau makanan yang mengadung kadar air tinggi, selain mudah mengenyangkan juga memacing timbulnya rasa mual. Supaya kebutuhan ibu yang terlalu kurus tercukupi, disarankan mengkomsumsi makanan dengan sedikit kuah. Setelah makan, beri jeda ½ hingga 1 jam sebelum minum. Mengenai jenis dan jumlah makanan tidak ada pantangannya. Sementara penambahan BB untuk Ibu yang memiliki BB rendah adalah 12,5 – 18 kg. Kebutuhan makan ibu hamil kurus per hari, yakni Nasi 4 gelas, sayuran 3 mangkuk, buah 1 potong, susu 9 sendok makan, telur 2 butir, daging 1 potong sedang, ayam 1 potong besar, ikan 1 potong sedang, tempe 3 potong sedang, tahu 1 potong sedang, gula pasir 5 sendok makan, lemak/minyak 5 sendok teh, roti 4 iris, biscuit 6 keping.
4.    Menu makanan sehari bagi ibu hamil
1. Tabel Kebutuhan makanan ibu hamil per hari (sumber: Widya Karya Pangan dan Zat Gizi Indonesia).
Jumlah yang Dibutuhkan
Jenis Zat Gizi
10 porsi nasi/pengganti
2 sdm gula
4 sdm minyak goring
7 porsi terdiri dari:
2 ptg ikan/daging, @ 50 gr
3 ptg tempe/tahu, @50-75 gr
1 porsi kacang hijau/merah
Sumber zat pengatur
7 porsi terdiri dari :
4 porsi sayuran berwarna @
100 gr
3 porsi buah2an @ 100 gr
Susu
2-3 gelas
vitamin dan

2.  Contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil
Bahan Makanan
Porsi Hidangan Sehari
Jenis Hidangan
Nasi
5 + 1 porsi
Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/daging 1 potong sedang (40 gram), tempe 2 potong sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1 potong sedang
Sayuran
3 mangkuk
Buah
4 potong
Tempe
3 potong
Makan selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Daging
3 potong
Susu
2 gelas
Makan siang: nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi
Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi/siang
Selingan: susu 1 gelas
Minyak
2 gelas
Gula
2 sendok makan
Menu di atas dapat divariasikan dengan bahan makanan penggantinya, sebagai berikut:
Bahan Makanan Pengganti
1 porsi nasi (100 gram)
Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar (50 gram), mie basah 2 gelas (200 gram), singkong 1 potong besar (210 gram), jagung biji 1 piring (125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1 biji sedang (135 gram)
1 potong sedang ikan (40 gram)
1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55 gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji bakso sedang (170 gram) dan lainnya
1 mangkuk (100 gram) sayuran
Buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel, labu siam, sawi, terong dan lainnya.
1 potong buah
1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram), 2 buah jeruk manis (110 gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1 potong besar semangka (180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1 buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas sedang (95 gram), 3/4 buah mangga besar (125 gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu biji besar (100 gram), 2 buah jambu air sedang (110 gram), 8 buah rambutan (75 gram), 2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.
2 potong sedang tempe (50 gram)
Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang hijau (20 gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25 gram), 2 sendok makan kacang merah segar (20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram), 1,5 sendok makan kacang mete (15 gram), dan lainnya.
1 gelas susu sapi (20 cc)
4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas yogurt non fat (120 gram), 1 potong kecil keju (35 gram), dan lainnya.
Minyak kelapa 1 sendok the (5 gram)
avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut (15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainnya.
Gula pasir 1 sendok makan (13 gram)
1 sendok makan madu (15 gram)








2.6.        Dampak Gizi Kurang dan Gizi Lebih pada Ibu Hamil
Adapun dampak buruk akibat ibu hamil kekurangan zat gizi, baik sebelum maupun selama hamil antara lain :
1.      Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu anara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan mudah terkena penyaki infeksi.
2.      Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3.      Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
Sedangkan, dampak buruk akibat Ibu hamil yang kelebihan gizi antara lain adalah ibu akan mengalami perdarahan atau bisa jadi merupakan indikasi awal terjadinya keracunan kehamilan (pre-eklamsia) atau diabetes. Mula-mula overweight, lalu tensi naik, bengkak kaki, ginjal bermasalah, akhirnya keracunan kehamilan. Hal tersebut akan beresiko menghambat pertumbuhan janin, mengurangi pasokan makanan ke janin, karena adanya penyempitan pembuluh darah. Apabila penyempitan pembuluh darah menghebat akan berakibat fatal bagi janin. Berat badan ibu yang berlebihan juga dapat mempengaruhi proses persalinan.






BAB 3
PENUTUP
3.1.    Kesimpulan
Pemenuhan Kebutuhan zat gizi ibu hamil adalah upaya yang bertujuan untuk  meningkatkan derajat kesehatan dan keselamatan seorang ibu hamil, serta agar janin yang dikandungnya mendapatkan asupan zat gizi yang mencukupi untuk pertumbuhannya.
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi yang seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dengan tetap mempertahankan kebutuhan zat gizi ibu. Jika ibu hamil mengalami kekurangan gizi akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupaun pada janin yang dikandungnya. Kekurangan gizi juga akan mengakibatkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan BBLR. Demikian pula halnya jika kelebihan zat gizi , akan menimbulkan resiko gangguan kesehatan bagi sang ibu dan janinnya.
3.2.                Saran
Bagi ibu hamil agar lebih memperhatikan lagi mengenai asupan gizi yang seimbang, karena status gizi pada saat sebelum dan selama kehamilan sangat menentukan kondisi kesehatan dan keselamatan ibu, serta janin yang dikandungnya,



DAFTAR PUSTAKA

Herbold, N. 2011. Buku Saku Nutrisi. Edisi Editor. EGC. Jakarta.
Hariyani, S. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Edisi pertama. PT Graha Ilmu. Yogyakarta.
Intan. 2012. Kebutuhan Nutrisi Bagi Ibu Hamil.
Diakses pada tanggal 16 November 2013.


jangan lupa DOWNLOAD power pointnya ya. KLIK DISINI :D

No comments:

Post a Comment