Monday 2 November 2015

MAKALAH HASIL OBSERVASI PENGOLAHAN MINYAK BUMI (K3)



BAB I
PENDAHULUAN

I.1     Latar Belakang Penulisan
Sumber Hidrokarbon utama di alam adalah minyak bumi. Penggunaan minyak bumi sangat luas, terutama bahan bakar dan juga bahan baku di industri petrokimia. Bagaimana sebenarnya proses pembentukan minyak dan gas alam serta pengolahan sampai menjadi produk yang berguna?.
Oleh Karena itu, Penyusun memilih minyak dan gas bumi untuk dijadikan bahan makalah ini. Di latarbelakangi dengan keinginan penyusun untuk lebih mendalami, bukan saja hanya mengetahui. Karena di sekeliling kita telah banyak minyak bumi akan tetapi kita tidak mengetahui sejarah dari minyak bumi itu sendiri. Makalah ini berisikan hal-hal mengenai minyak bumi, dari mulai pembentukannya dan kegunaannya.
1.      LPG (Liquified Petroleum Gas)
Gas dari hasil distilasi ( adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap ) yang dipergunakan untuk keperluan bahan bakar rumah adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara.
Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
2.      Bensin
Bensin adalah cairan campuran yang berasal dari minyak bumi dan sebagian besar tersusun dari hidrokarbon. Bensin banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor seperti sepeda motor.


Beberapa jenis bensin yang dikenal di Indonesia diantaranya:
Ø      Premium, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 87
Ø      Pertamax, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92.
Ø      Pertamax Plus, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95.
Ø     Pertamax Racing, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 100.Khusus untuk kebutuhan balap mobil.
3.      Minyak Solar
Solar adalah fraksi minyak bumi dengan titik didih antara 270-350C. Minyak Solar biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor .
Minyak Solar biasanya digunakan sebagai :
Ø      Pada bahan bakar motor, diesel tipe besar (seperti Bus & Truk )
Ø      Memproduksi uap
Ø      Mencairkan hasil peridustrian
Ø      Membakar batu
Ø      Mengerjakan panas dari logam
4.      Minyak Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek.Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung  yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam. Kegunaan minyak pelumas diantaranya mencegah karat dan mengurangi gesekan.
5.      Bitumen (Aspal)
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air. Aspal sering juga disebut bitumen. Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Kegunaan aspal adalah untuk melapisi permukaan jalan.

I.2     Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun bertujuan:
1. Untuk mengetahui cara pembentukan minyak bumi
2. Untuk mengetahui apa saja yang terdapat pada minyak bumi
3. Untuk mengetahui kegunaan dari Minyak Bumi

I.3     Manfaat Penulisan

1.      Untuk menyelesaikan tugas dari MK. Dasar Keselamatan Kerja.
2.      Untuk mengetahui kecelakaan kerja pada tenaga kerja dalam proses pengolahan minyak mentah di Desa Toba Nauli Kec. Padang Tualang Kab. Langkat.
3.      Untuk membuat rencana meminimalkan kecelakaan kerja.
4.      Melakukan antisipasi pencemaran lingkungan terutama pencemaran air dan udara.
5.      Untuk mengetahui cara pengolahan minyak mentah.
6.      Untuk mengetahui sejauh mana tenaga kerja memahami keselamatan kerja dan faktor risiko terjadi kecelakaan kerja.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1    Eksplorasi Energi
Eksplorasi energi adalah suatu kegiatan untuk mencari,mengidentifikasi dan mendeskripsikan keberadaan sumber daya energi (Syaroni, 2009). Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Perlu diketahui bahwa minyak di dalam bumi bukan berupa wadah yang menyerupai danau, namum berada didalam pori-pori batuan bercampur bersama air. Dalam eksplorasi minyak bumi terdapat kajian geologi dan kajian geofisika.Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:

ü  Batuan Sumber (Source Rock)
Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih. Batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon ( C ) yang didapat dari cangkang – cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalai rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.
ü Tekanan dan Temperatur Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi diperlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon. Migrasi Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ketempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitas, karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.


ü Reservoar Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat,karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannyahidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi.
ü Perangkap (Trap), sangat penting suatu reservoar dilindungi oleh batuan perangkap. Tujuannya agar hidrokarbon yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain ynag berarti keekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali.
Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2, yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi. Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon makan tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria diatas terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak bumi ataupun gas buni. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.
Setelah kajian secara regional dengan menggunakan  metoda geologi dilakukan, dan hasilnya mengindikasikan potensi hidrokarbon,  maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika. Pada tahapan ini metoda khusus digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna memastikankeberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber, reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian hidrokarbon.
 
Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip  yang digunakan sebagai aplikasi engineering. Metoda tersebut adalah:
1.      Eksplorasi siesmik. Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran, kajiannya meliputi daerah yang luas dari hasil kajian iniakan didapat gambaran lapisan batuan didalam bumi.

2.      Data resistiviti. Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan di isi oleh fluida. Fluida ini bisa berupa air, minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida didalam batuan salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada gas. Dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah. Sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel fluida didalam batuan daerah tersebutsebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yangkita miliki.

3.      Data porositas.

4.      Data berat jenis. Data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan bahan  radioaktif  yang memancarkan  sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisihidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda.

II.2    Tujuan Alat Pelindung Diri (APD)

II.2.1   PENGERTIAN APD
Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, pesonal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.
Menurut Suma’mur (1992), alat pelindung diri adalah suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja. Jadi alat pelindung diri merupakan salah satu cara untuk mencegah kecelekaan dan secara teknis APD tidaklah sempurna dapat melindungi tubuh akan tetapi mengurangi tingkat keparahan dari kecelekaan yang terjadi.
II.2.2   SYARAT-SYARAT APD
Pemilihan APD yang handal secara cermat adalah merupakan persyaratan mutlak yang sangat dasar. Pemakaian APD yang tidak tepat dapat mencelakakan tenaga kerja yang memakainya karena mereka tidak terlindung dari bahaya potensial yang ada di tempat mereka terpapar. Jadi, pemilihan APD harus sesuai ketentuan seperti berikut (Boediono, 2003) :
  1. Harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
  2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa tidak  nyaman yang berlebihan.
  3.  Harus dapat dipakai secara fleksibel dan bentuknya harus cukup menarik.
  4. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan bentuk dan bahayanya tidak tepat atau karena salah dalam penggunaannya.
  5. Harus memenuhi standar yang telah ada dan tahan lama.
  6. Tidak membatasi gerakan dan persepso sensoris pemakainya.
  7. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.
Menurut Suma’mur (1992) persyaratan yang harus dipenuhi alat pelindung diri :
  1. Nyaman dipakai
  2. Tidak mengganggu kerja
  3. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya


II.2.3   MACAM-MACAM APD
1) Alat Pelindung Kepala
Tujuan :
a.       mencegah rambut pekerja agar tidak terjerat oleh mesin yang berputar.
b.      bahaya terbentur oleh benda tajam/keras yang dapat menyebabkan luka gores.
c.       bahaya kejatuhan benda-benda atau terpukul oleh benda-benda yang melayang di udara.
d.      panas radiasi, api dan percikan bahan-bahan kimia korosif.


Dapat dibuat dari berbagai bahan :
a.       Plastik (bakelite).
Keuntungannya : enak dipakai (karna ringan), sangat tahan terhadap benturan atau pukulan benda-benda keras dan tidak menyalur listrik.
b.      Serat gelas (fiber glass).
Keuntungannya : sangat tahan terhadap asam atau basa kuat.

Menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.       Safety Helmet.
Dipakai untuk melindungi kepala dari bahan bahaya kejatuhan, terbentur dan terpukul oleh benda-benda keras/tajam.
b.      Hood.
Digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya bahan-bahan kimia, api, dan panas radiasi yang tinggi.
c.       Hair Cap.
Digunakan untuk melindungi kepala dari kotoran/debu dan melindungi rambut dari bahaya terjerat oleh mesin-mesin yang berputar.

Safety helmet harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a.       Tahan terhadap pukulan/benturan.
b.      Tidak mudah terbakar.
c.       Tahan terhadap perubahan cuaca (suhu dan kelembaban udara yang tinggi/rendah).
d.      Tidak menghantarkan listrik.
e.       Ringan dan mudah dibersihkan.
f.       Bagian dalam dari topi pengaman biasanya dilengkapi dengan anyaman penyangga yang berfungsi untuk menyerap keringat dan juga untuk mengatur pertukaran udara.
g.      Khusus bagi pekerja tambang dan terowongan, topi pengaman dilengkapi dengan lampu pada bagian depannya.
2). Alat Pelindung Pernafasan 
Alat yang berfungsi untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu, atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang bersifat racun, korosi maupun rangsangan. Alat pelindung pernafasan dapat berupa masker yang berguna mengurangi debu atau partikel-partikel yang lebih besar yang masuk kedalam pernafasan. Masker ini biasanya terbuat dari kain dan juga respirator yang berguna untuk melindungi pernafasan dari debu, kabut, uap logam, asap dan gas. Respirator dapat dibedakan atas: chemikal respirator, mechanical respirator, dan cartidge atau canister respirator dengan Salt Contained Breating Apparatus (SCBA) yang digunakan untuk tempat kerja yang terdapat gas beracun atau kekurangan oksigen serta Air Supplay Respirator yang mensuplai udara bebas dari tabung oksigen.

3). Alat Pelindung Badan
Alat yang berfungsi untuk melindungi badan dari temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau logam cair, semburan dari tekanan yang bocor, penetrasi benda tajam, dust terkontaminasi.

Macam-macam alat pelindung badan adalah :
1.      Apron.
Ketentuan memakai sebuah apron pelindung harus dibiasakan diluar baju kerja. Apron kulit dipakai untuk perlindungan dari rambatan panas nyala api.
2.      Pakaian pelindung.
Dengan menggunakan pakaian pelindung yang dibuat dari kulit, maka pakaian biasa akan terhindar dari percikan api terutama pada waktu mengelas dan menempa. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju akan melindungi tangan dari sinar api.
3.      Jumpsuits atau baju parasut.
Direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi (misal ketika menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik dalam jumlah yang sangat banyak). Baju parasut ini terbuat dari material yang dapat didaur ulang. Bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu member perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uaplembab, dan radiasi.

4). Alat Pelindung Tangan
Alat ini berguan untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam, bahan-bahan kimia, benda panas atau dingin, infeksi kulit dan kontak arus listrik.
Macam-macam alat pelindung tangan :
a.       Sarung tangan kain.
Digunakan untuk memperkuat pegangan. Hendaknya dibiasakan bila memegang benda yang berminyak, bagian-bagian mesin atau bahan logam lainnya.
b.      Sarung tangan asbes.
Sarung tangan asbes digunakan terutama untuk melindungi tangan terhadap bahaya pembakaran api. Sarung tangan ini digunakan bila setiap memegang benda yang panas, seperti pada pekerjaan mengelas dan pekerjaan menempa (pande besi).
c.       Sarung tangan kulit.
Sarung tangan kulit digunakan untuk memberi perlindungan dari ketajaman sudut pada pekerjaan pengecoran. Perlengkapan ini dipakai pada saat harus mengangkat atau memegang bahan tsb.
d.      Sarung tangan karet.
Terutama pada pekerjaan pelapisan logam seperti pernikel, perkhrom dsb. Sarung tangan ini menjaga tangan dari bahaya pembakaran asam atau melindungi dari kepedasan cairan pada bak atau panic dimana pekerjaan tersebut berlangsung. Sarung tangan karet digunakan pula untuk melindungi kerusakan kulit tangan karenahembusan udara pada saat membersihkan bagian- bagian mesin dengan menggunakan kompresor.

5). Alat Pelindung Kaki
Alat ini berguna untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam, larutan kimia, benda panas, kontak listrik. lantai licin, lantai basah, benda jatuh, dan aberasi. Sepatu ini harus terbuat dari bahan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan.
Macam-macam alat pelindung kaki :
a.       Sepatu pengaman.
Sudah menjadi kebiasaan memakai sepatu pengaman pada waktu bekerja di bengkel logam.
b.      Sepatu yang beralas karet.
Khusus untuk menginjak daerah yang licin seperti permukaan seng digunakan sepatu yang beralaskan karet agar tidak mudah terpeleset.


II.3    Teori Keselamatan Kerja
Definisi:
Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan kerja.
Merupakan sarana utama untuk pencegahan kerugian; cacat & kematian sebagai kecelakaan kerja, kebakaran, & ledakan.
Sasaran
Tempat kerja: darat, udara, dalam tanah, permukaan air, dalam air.
Mencakup: Proses produksi & distribusi (barang & jasa).
Peranan keselamatan kerja
·         Aspek teknis: Upaya preventif utk mencegah timbulnya resiko kerja
·         Aspek Hukum: Sebagai perlindungan bagi tenaga kerja (TK) & orang lain di tempat kerja
·         Aspek ekonomi: Untuk efisiensi
·         Aspek sosial: Menjamin kelangsungan kerja & penghasilan bagi kehidupan yang layak
·         Aspek kultural: Mendorong terwujudnya sikap & perilaku yang disiplin, tertib, cermat, kreatif, inovatif, & penuh tanggung jawab.
Sasaran keselamatan kerja ditujukan utk melindungi TK & orang lain yg berada di tempat kerja, terjadinya kecelakaan kerja, peledakan, penyakit akibat kerja, kebakaran, & polusi yang memberi dampak negatif terhadap korban, keluarga korban, perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah, & masyarakat.
Hampir celaka (near miss): Suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan, dalam kondisi yang sedikit berbeda dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Contoh: seseorang yang hampir terpeleset, tapi segera berpegangan pada pagar pengaman. Kesadaran akan keselamatan masih rendah, salah satu indikasinya: Kecelakaan kerja (2005): 96.081 kasus di Indonesia, Kecelakaan kerja  (2006): 92.000 kasus di Indonesia
Kecelakaan tidak terjadi secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya. Kecelakaan dapat dicegah atau dikurangi dengan menghilangkan atau mengurangi penyebabnya. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tak diharapkan. Kerugian kecelakaan kerja (5K): kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan & kesedihan, kelainan & cacat, kematian.
Penyebab kecelakaan manusia, mesin, lingkungan
ü  Kondisi yang tidak aman (15%)
ü  Tindakan yang tidak aman (85%)
Konsep modern manajemen keselamatan:
Sebab-sebab kecelakaan: Secara umum ada 2 penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
ü  Penyebab langsung: Kecelakaan yg bisa dilihat & dirasakan langsung
ü  Penyebab Dasar: (basic cause).
Penyebab langsung:
a.       Unsafe conditions & sub-standard conditions
b.      Unsafe acts & sub-standard practice

Unsafe conditions & sub-standard conditions (kondisi berbahaya): keadaan yang tidak aman pada hakekatnya dapat diamankan/diperbaiki.
·         Pengaman yang tidak sempurna.
·         Peralatan/bahan yang tidak seharusnya.
·         Penerangan kurang/berlebih.
·         Ventilasi kurang.
·         Iklim kerja tidak sesuai.
·         Getaran.
·         Kebisingan cukup tinggi.
·         Pakaian tidak sesuai.
·         Ketatarumahtanggaan yang buruk (poor house keeping)
Unsafe acts & sub-standard practice (tindakan yang berbahaya): tindakan/perbuatan yang menyimpang dari tata cara/prosedur aman.
·         Melakukan pekerjaan tanpa wewenang.
·         Menghilangkan fungsi alat pengaman (melepas/mengubah).
·         Memindahkan alat-alat keselamatan.
·         Menggunakan alat yang rusak.
·         Menggunakan alat dengan cara yang salah.
·         Bekerja dengan posisi/sikap tubuh yang tidak aman.
·         Mengangkat secara salah.
·         Mengalihkan perhatian (mengganggu, mengagetkan, bergurau).
·         Melalaikan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang ditentukan.
·         Mabuk karena minuman beralkohol

Penyebab dasar kecelakaan kerja:
                               I.            Faktor manusia
a.       Kurangnya kemampuan fisik, mental & psikologi.
b.      Kurangnya pengetahuan & ketrampilan.
c.       Stres.
d.      Motivasi yang salah
                            II.            Faktor lingkungan
a.       Kepemimpinan/pengawasan kurang.
b.      Peralatan & bahan kurang.
c.       Perawatan peralatan yang kurang.
d.      Standar kerja kurang
                         III.            Biaya langsung dari kecelakaan kerja:
a.       P3K.
b.      Pengobatan.
c.       Perawatan.
d.      Biaya Rumah Sakit.
e.       Angkutan.
f.       Upah (selama tidak bekerja).
g.      Kompensasi
                         IV.            Biaya tidak langsung dari kecelakaan kerja: Segala yang tidak terlihat pada waktu kecelakaan terjadi.
a.       Berhentinya proses produksi karena pekerja lainnya menolong atau tertarik peristiwa kecelakaan.
b.      Kualitas produk mungkin menurun.
c.       Melatih orang baru sebagai pengganti.
d.      Waktu.
e.       Keuangan keluarga (transpor & bekal).
f.       Kerusakan bangunan & peralatan
                            V.            Faktor penyebab kejadian kecelakan di industri, antara lain:
a.       Kegagalan komponen, misalnya desain alat yang tidak memadai & tidak mampu menahan tekanan, suhu atau bahan korosif.
b.      Penyimpangan dari kondisi operasi normal, seperti kegagalan dalam pemantauan proses, kesalahan prosedur, terbentuknya produk samping.
c.       Kesalahan manusia (human error), seperti mencampur bahan kimia tanpa mengetahui jenis & sifatnya, kurang terampil, & salah komunikasi.
d.      Faktor lain, misalnya sarana yang kurang memadai, bencana alam, sabotase, kerusuhan massa.

Klasifikasi Kecelakaan kerja
1.      Menurut jenis kecelakaan
a.       Jatuh
b.      Tertimpa benda jatuh.
c.       Menginjak, terantuk.
d.      Terjepit, terjempit.
e.       Gerakan berlebihan.
f.       Kontak suhu tinggi.
g.      Kontak aliran listrik.
h.      Kontak dengan bahan berbahaya/radiasi
2.      Menurut media penyebab
a.       Mesin.
b.      Alat angkut & alat angkat.
c.       Peralatan lain.
d.      Bahan, substansi & radiasi.
e.       Lingkungan kerja

Penyebab lain
1.      Menurut sifat cedera
a.       Patah tulang.
b.      Keseleo.
c.       Memar.
d.      Amputasi.
e.       Luka bakar.
f.       Keracunan akut.
g.      Kematian
2.      Menurut bagian tubuh yang cedera
a.       Kepala.
b.      Leher.
c.       Badan.
d.      Anggota gerak atas.
e.       Anggota gerak bawah

Manfaat Klasifikasi
a.       Mencegah kecelakaan kerja yang berulang.
b.      Sebagai sumber informasi: faktor penyebab, keadaan pekerja, kompensasi.
c.       Meningkatkan kesadaran dalam bekerja.
Pencegahan kecelakaan kerja:
a.       Peraturan perundangan.
b.      Standarisasi.
c.       Pengawasan.
d.      Penelitian teknik.
e.       Riset medis.
f.       Penelitian psikologis.
g.      Penelitian secara statistik.
h.      Pendidikan.
i.        Latihan-latihan.
j.        Penggairahan.
k.      Asuransi.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Hasil Observasi Pengelolaan Minyak Mentah
            Setelah mengamati proses kerja dari pengelolaan minyak mentah, dapat diketahui ternyata prosedur kerja yang sesuai dengan  prinsip dasar keselamatan kerja sama sekali belum diterapkan.
Berikut ini adalah rincian dari hasil observasi lapangan yang telah kami lakukan, diantaranya :
1.      Kondisi dan tempat pembukaan lahan kerja yang tidak sesuai
Pembukaan lahan kerja yang layak adalah hal yang harus diperhatikan oleh suatu industry/perusahaan/pekerja untuk mengurangi berbagai dampak buruk terhadap lingkungan sekitarnya. Namun, hal itu tidak menjadi pemikiran penting bagi para pekerja yang umumnya bermata pencaharian mengelola minyak mentah di daerah ini. Mereka membuka lahan kerja untuk mengelola minyak mentah dimana saja asalkan lahan tersebut kosong, tidak peduli dekat pemukiman maupun didekat sumber air bersih atau sumur sehingga menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya. Seperti pencemaran air, udara dan  tanah. Selain itu, kondisi tempat bekerja sangat sederhana,yakni hanya beratapkan terpal secukupnya. Hal ini juga menyebabkan suhu di lingkungan kerja yang cukup panas sehingga mengurangi efektivitas dari setiap pekerja.
Untuk itu, sangat diperlukan upaya-upaya yang dapat meminimalkan dampak buruk bagi lingkungan disekitar lokasi pengolahan minyak mentah, antara lain :
1.      Memilih lahan kerja yang agak jauh dari permukiman warga sehingga mengurangi dampak buruk atau pencemaran dari proses pengolahan minyak.
2.      Membuat tempat pembuangan limbah cair agar tidak mencemari sumber air bersih.
3.      Membangun pondok kecil yang atapnya terbuat dari rumbai-rumbai daun sehingga dapat mengurangi suhu panas dan membuat nyaman para pekerja.

2.      Faktor resiko yang ada di lingkungan kerja
a.       Faktor fisik, yakni paparan panas sinar matahari dan panas penangas api pembakaran yang dapat menguras tenaga pekerja.
b.      Faktor biologi, yakni asap dari pembakaran yang dapat menyebabkan para pekerja sesak nafas, dan adanya percikan api.
c.        Faktor kimia,  yakni minyak yang selalu kontak terhadap kulit dan telapak tangan pekerja yang dapat menyebabkan iritasi kulit.
d.      Faktor ergonomi, yakni posisi kerja yang selalu berdiri, monoton, suhu lapangan kerja yang cukup panas, serta alat-alat yang digunakan apa adanya sehingga kurang mendukung keamanan dan kenyamanan pekerja.
e.       Faktor psikologis, yakni stress dalam bekerja yang disebabkan kurang nyamannya pekerja dalam melakukan pekerjaannya.

3.      Tidak semua pekerja menggunakan APD yang sesuai kebutuhan
Pada umumnya APD adalah sesuatu bagian dari perlengkapan kerja yang harus dipenuhi. Terutama bagi para pekerja yang tergolong mempunyai resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Termasuk didalamnya bagi para pekerja pengelolah minyak, yang harus memakai APD, seperti helm, pakaian yang tidak menyerap panas, masker, sarung tangan, dan sepatu. Tetapi dalam proses kerja yang kami amati, hanya beberapa pekerja saja yang menggunakan APD, meskipun tidak lengkap dari yang seharusnya.

4.      Keluhan dari pekerja yang sering ada
Dalam hal ini, keluhan dari setiap pekerja hampir sama, yaitu hanya sebatas masalah bahan baku yang sulit didapat dan harga terlampau mahal.

5.      Kecelakaan kerja yang pernah terjadi
Setiap pekerjaan tentunya memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja. Termasuk didalam proses pengolahan minyak ini. Kecelakaan kerja yang pernah terjadi adalah luka bakar pada tangan, terkena tetesan minyak panas, dan kebakaran yang disebabkan kesalahan dari pekerja itu sendiri. Luka bakar pada tangan dan terkena tetesan minyak panas merupakan kecelakaan kerja yang disebabkan pekerja yang tidak menggunakan APD, sedangkan kebakaran merupakan kecelakaan kerja yag terjadi karena kelalaian pekerja yang merokok didekat tungku minyak. Dalam hal ini, hati-hati dalam bekerja dan penggunaan APD sangatlah penting. Namun demikian, berdasarkan keterangan dari pekerja itu sendiri, munculnya kecelakaan kerja sangat kecil atau memang jarang terjadi.

6.      Sumber bahan baku
Berdasarkan keterangan dari pekerja setempat, desa dimana mereka tinggal memang memiliki kandungan minyak yang cukup besar sehingga mereka memperoleh bahan baku minyak mentah dari hasil pengeboran yang dilakukan oleh sipemilik tanah yang kemudian dipasarkan kepada warga sekitar yang mempunyai kemampuan mengolah minyak mentah tersebut.

7.      Tahap pengolahan minyak mentah (pemasakan minyak)
Adapun tahapan dalam proses pengolahan minyak, berikut penjelasan singkatnya :
a.       Mempersiapkan bahan baku minyak mentah;
b.      Kemudian, Minyak mentah dimasukkan ke dalam tungku pembakaran yang cukup besar ;
c.       Selanjutnya, pembakaran dilakukan dengan kayu bakar agar besar api tetap stabil, dalam arti tidak terlalu besar sehingga akan menghasilkan minyak dengan kualitas baik. Pembakaran ini berlangsung selama 3 jam.
d.      Setelah pembakaran selama 3 jam, maka akan dihasilkan minyak :
1.      Bensin
2.      Tanah
3.      Solar
4.      Residu (aspal)
Kemudian masukkan ke dalam masing-masing jerigen yang telah disediakan.
e.       Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai persediaan minyak mentah habis.
f.       Rata-rata waktu maksimal yang dibutuhkan pekerja dalam setiap melakukan pekerjaannya adalah sekitar 8 jam. Dengan bahan baku minyak mentah sebanyak 20 jerigen dan menghasilkan :
1.      Enam jerigen minyak bensin
2.      Dua belas jerigen minyak tanah
3.      Dua jerigen minyak solar
Demikianlah hasil observasi lapangan yang kami dapatkan dari proses pengolahan minyak mentah tersebut. Berdasarkan data diatas, ternyata peluang terjadinya kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan dalam proses pengolahan minyak mentah tersebut masih cukup besar sehingga untuk meminimalkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar tempat kerja, meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja dan untuk meningkatkan produktivitas kerja diperlukan berbagai upaya, yakni :
1.      Penggunaan  APD yang disesuaikan, seperti helm, pakaian yang tidak menyerap panas, masker, sarung tangan, dan sepatu.
2.      Menjalani pelatihan dan keterampilan dalam bekerja, termasuk dalam hal mengangkat tungku pembakaran, agar terhindar dari kelalaian kerja, hindari merokok pada saat bekerja, dan lain-lain.
3.      Memilih lahan kerja yang agak jauh dari permukiman warga sehingga mengurangi dampak buruk atau pencemaran dari proses pengolahan minyak.
4.      Membuat tempat pembuangan atau aliran limbah cair yang diarahkan jauh dari sumber air bersih agar tidak mencemari air bersih.
5.      Membangun pondok kecil yang atapnya terbuat dari rumbai-rumbai daun sehingga dapat mengurangi suhu panas dan membuat nyaman para pekerja.
6.      Memakai alat kerja yang aman dan sesuai kebutuhan pekerja, Seperti kain yang tebal, corong yang besar, dan lain-lain.
7.      Penyediaan kotak P3K untuk para pekerja.


BAB IV
PENUTUP

IV.1  Kesimpulan
            Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asitelina yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
Dari hasil observasi pengolahan minyak mentah yang kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa peluang untuk terjadinya risiko kecelakaan kerja sangatlah mungkin terjadi, di karenakan pekerja yang lalai dan menganggap remeh proses pengolahan minyak mentah ini. Ditambah lagi dengan tidak adanya APD yang dipakai pekerja pada saat pengolahan minyak mentah semakin membuka peluang besar terjadi kecelakaan kerja.
            Pemilihan lahan kerja yang dekat dengan pemukiman warga juga memberikan dampak buruk bagi warga disekitar, seperti kondisi air disekitar  pemukiman warga yang tidak dapat dikonsumsi karena mengandung minyak.
            Oleh karena itu sangat diperlukan upaya-upaya pengendalian untuk mengurangi kecelakaan kerja dan pencemaran disekitar lahan kerja.


IV.2 Daftar Pustaka
Pengolahan Minyak Mentah di desa Toba Nauli Kec. Padang Tualang Kab. Langkat.

No comments:

Post a Comment